Bentuk
pola kuno yang sangat popouler adalah parang rusak, yang kisah penciptaannya
masih kerap diperdebatkan. Dalam buku H.Santosa Doellah/Danar Hadi 2002, motif
pola parang rusak muncul di masa Raden Panji, pahlawan Kerajaan Kediri dan
Jenggala, Jawa Timur pada abad ke 11. Yang lain percaya, desain ini diciptakan
oleh Sultan Agung dari Mataram (1613-1645) usai meditasi di pantai selatan
Jawa. Konon, ilham datang dari fenomena gelombang-gelombang besar yang memecah
karang dan merusaknya. Dalam bahasa Jawa, istilah parang dekat dengan kata
karang. Parang rusak berarti karang yang pecah atau rusak.
Lain
lagi cerita cerita tentang batik truntum. Berawal dari taman Bale Kambang di
Solo, yang dulunya tempat nyepi Kanjeng Ratu Beruk permaisuri Sri Susuhunan
Paku Buwono III, yang sedih karena tak lagi menerima cinta kasih raja. Dalam
keprihatinan, Ratu beruk membatik. Sepenuh rasa ia menoreh canting dan cairan
malam, sampai sang raja singgah dan mengagumi wastra batik itu sebagai truntum,
yang berarti timbul atau berkumpul.
*diambil
dari femina, lupa nomernya...*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar